Minggu, 26 Januari 2014

Little Miss Catty Peri

        “Mbak Wul bikin boneka kucing dong”, request dari mb Anisa. “iyah, insyaAllah mbak”. Yeay, terlaksana. Walaupun entah ini bisa bisebut kucing apa enggak. Sumbernya dari buku “Kreasi Bantal Boneka” karya Martha Puri Natasande dengan sedikit perubahan.
        Kuberi nama ia Miss. Catty. Hehehe, suka-suka deh ngasih nama. Jadi inget praktikum ilmu ternak potong waktu kuliah semester 4. Kami memelihara kelinci untuk digemukkan selama satu bulan. Masing-masing kelompok (5 orang) punya kelinci jantan dan betina masing-masing satu ekor. Kelinci jantan punya kelompok saya kami beri nama “aku anak sehat”, sedangkan yang betina “aku mau gemuk”. Hihihi, karena nama adalah doa jadi kami memilih nama tersebut. Teman-teman kelompok lain juga lucu-lucu namanya, “briptu norman” “shahrukhan” “kajol”, dll.  Tiap hari kami memberi makan, membersihkan kandang, lalu mengamati pertambahan bobot badannya tiap pekan, jumlah pakannya, feed conversion ratio (FCRnya), dll. Sayang banget, setelah sebulan harus disembelih untuk tahu jumlah bagian karkas dan non karkasnya, keuntungan produksinya, dll. Btw, ilmu peternakan memang menarik ya ^^.

Kamis, 23 Januari 2014

Masih Tentang Burung Hantu



Firstly, makasih buat Ari yang udah minjemin kameranya, jazakallahu. Kemarin dan hari ini di kampus ada open recruitment PT. Santori (Santosa Agrindo Bekrie) sebuah perusahaan di bidang peternakan sapi potong. Jujur awalnya biasa aja tidak mengambil kesempatan ini untuk mendaftarkan diri, tapi saat melihat temen-temen banyak yang ikut pada berpakaian rapi cantik, cantik, ganteng, ganteng, hmmm sesuatu. Banyak kesempatan oprec tapi tak satupun kukirimkan berkas lamaran. why? Kenapa nggak dicoba saja? Banyak teman yang bertanya, dan bila sudah demikian aku hanya bisa tersenyum mengatakan “nanti nambahin saingan kamu, hehehehehehe”. Lalu aku segera meninggalkannya, kadang sambil berlari. Aku tak tahu mengapa air mata itu tanpa sadar selalu menetes, aku tak tahu. Kumenangkan hatiku : dirumah lebih baik.
 Anyway, aku bangga pada kalian teman-teman. Semoga Allah memberikan pekerjaan yang terbaik, termenyenangkan, terberkah, terindah, dan ter-yang baik-baik lainnya. Bila diterima di suatu perusahaan, komitmenlah. Bila masih belum diterima, jangan menyerah, rezekimu masih terbentang luas di tempat lainnya. Jangan lupa traktir aku, hehehehehe.
Hari-hari pasca ngumpul berkas yudisium aku banyak luang. Waktuku di jam-jam kerja lebih banyak kuhabiskan di Laboratorium Teknologi Hasil Ikutan dan Lingkungan (THIL) bersama mbak Yanti (Laboran), mbak Rina, Ari, Yasin, kadang juga ada mbak Novi (kami asisten di bagian tersebut). Dari kos aku membawa seperangkat alat jahit, aneh sih masa di lab jahit-jahit. Yah daripada nggak produktif, masih mending jadi pengacara (pengangguran banyak acara).
Kebetulan kemarin ada boneka-boneka yang sudah siap difoto, mumpung ada hp bagus yang bisa dipinjam aku pinjem Ari buat foto-foto bonekanya. Hasilnya bagus ^^, ini dia (Masih Tentang Burung Hantu):

so sweet banget bunganya
kembar 3 tapi beda
owru ganteng
owci cantik
owne ganteng
Foto-foto ini diambil di taman samping lab THIL. Pas foto-foto dikatain Hafizh (temen seangkatan yang lagi penelitian kulit samak di lab THIL) katanya aku alay. Wkwkwkwk emang alay beudz Fiiiizh. Hafizh ini orangnya survival banget, penelitian nyamak kulit dilakukan sendiri, padahal harus buat sampel banyak karena ada beberapa perlakuan. Aku sih nggak bantuin, malahan bisa komen, Fiiiz bauuu (bau larutan yang buat nyamak kulit nggak enak beudz).
Semoga bermanfaat ya, semangat nganggur produktif, hehe, maaf yang diatas adalah curhat.

Selasa, 21 Januari 2014

Ngintip Cara Bikin Karamel Susu Ala Pangalengan yuk!

            Kangen masa-masa Praktek Kerja Lapangan di Bandung Selatan setahun silam. Bagaimana tidak, berkelut dengan sapi perah, pabrik susu, kebun teh, kebun sayur, dingin, hijau, masyarakat yang ramah, menurut saya itu adalah tempat yang sangat nyaman untuk hidup. Beberapa hari yang lalu, seorang adik angkatan mengajak saya berdiskusi tentang karamel susu. Karena itu foto-foto PKL dan buku catatan dibuka lagi. Ternyata luar biasa, banyak sekali ilmu dan pengalaman yang saya peroleh di tanah priangan itu. Semoga suatu saat ada kesempatan untuk mengunjungi Pangalengan lagi.
            Karamel susu atau permen susu atau hoppies merupakan salah satu produk olahan susu yang diproses dengan cara pemanasan hingga terbentuk karamel. Pengolahan susu menjadi karamel ini awalnya dilakukan oleh seorang peternak di Pangalengan bernama ibu Ipah Datipah pada tahun 1980an. Ibu Ipah Datipah berupaya untuk menanggulangi kerugian karena susu hasil perahannya sering ditolak oleh Koperasi. Sebelumnya, susu yang ditolak hanya dibuang saja, hingga akhirnya beliau mendapatkan ide untuk mengolahnya menjadi karamel. Rupanya karamel buatan ibu Ipah Datipah banyak disukai, akhirnya jadilah usaha keluarga sampai saat ini. Omsetnya ratusan juta lho per bulan. Selain mendapatkan penghargaan dari pemerintah, usaha ibu Ipah Datipah ini menjadi perintis berkembangnya home industry pengolahan susu di Pangalengan.
            Dalam satu kesempatan ketika PKL, saya mengunjungi salah satu home industry pengolah susu dengan merk “Barokah” atas rekomendasi dari KPBS (Koperasi Peternakan Bandung Selatan) tempat saya PKL. Merk lain yang saya tahu ada TK, TS, dll lupa, he2. Di home industry Barokah ini susu diolah menjadi karamel susu, kerupuk susu, dodol susu, dan noga susu. Namanya home industry jangan bayangkan sebuah pabrik yang besar dengan alat-alat yang canggih. Home industry tentunya lebih padat karya dan mendayakan tenaga manusia.
            Kembali ke topik, karamel susu. Sebelumnya saya juga udah pernah membuat dan memasarkannya di Plaza Agro Gadjah Mada waktu kuliah semester 6. Sebenarnya banyak sekali yang menggemari, nyetok 30 bungkus kecil sudah habis dalam seminggu, tapi karena banyak alasan saya belum bikin lagi sampai sekarang -,-“ he2. Resep yang saya buat nggak jauh beda dengan resep Pangalengan, hanya saja bedanya saya pakai gula lebih sedikit.
            Untuk membuat karamel susu bahan utamanya tentu susu segar. Karena susu di Pangalengan melimpah ruah, bapak ibu produsen tidak pernah khawatir kekurangan stok bahan baku. Susu segarnya diambil dari peternakan sendiri atau bermitra dengan KPBS. Hwaaa, anda tahu berapa harga susu per liter disana? Rata-rata Rp. 3000,- saudara-saudara, coba di Jogja, cari yang Rp. 5000,- sangat sulit, kalaupun ada pasti kualitasnya jelek. Tak heran, harga produk-produk olahan susu di Pangalengan jauh lebih terjangkau daripada di Jogja.
            Produksi dilakukan di wajan dan kompor yang besar dengan kapasitas 16 liter susu segar (Gambar 1) *eh kayak nulis laporan PKL aja. Jumlah gula pasir yang ditambahkan sebanyak 4kg, dilakukan setelah susu agak menyusut hingga 70%. Pengadukan harus dilakukan terus menerus untuk meratakan panas. Selain gula pasir juga ditambahkan glukosa cair sebanyak 1liter. Penambahan gula ini selain memberi rasa manis juga membentuk tekstur keras dan menyebabkan tahan lama bila diemut. Oh ya, setelah air berkurang setengahnya ditambahkan juga 200 gram margarin, agar tidak lengket ketika diaduk dan mudah dicetak.

Proses pembuatannya bisa sampai 10 jam lho, perlu sabar ya ^^. Awalnya susu yang berwarna putih airnya menguap sedikit demi sedikit menjadi kekuningan, lalu menjadi karamel yang berwarna cokelat. Jadi walaupun dikasih rasa stroberi atau buah lain, bila proses yang dilakukan adalah pemanasan dalam waktu yang lama, warnanya akan tetap cokelat. Karamel yang sudah siap dicetak (dicelup air mengeras) segera dipipihkan pada loyang yang besar lalu dipotong kecil-kecil seperti gambar berikut ini:

Wahhh, banyak sekali ya, boleh lho diicip, hee. Step selanjutnya adalah pengemasan. Kemasan yang digunakan adalah kertas roti untuk menyerap minyak, lalu dilapisi kertas label yang menarik. Ini pegawai-pegawainya syudah mahir sekali ngebungkusin karamel. Sayang sekali saya lupa harga per kilonya, yang jelas bungkus paling kecil Rp. 5000,- entah berapa gram. Beli Rp. 20.000,- udah dapat banyak banget. Pemasarannya udah sampai di Bandung, dan beberapa daerah di Jawa Barat. Selain itu juga melayani pesanan. Tertarik lebih dalam? Yuk jalan-jalan ke Pangalengan aja. Semoga yang sedikit ini bermanfaat.
           

Minggu, 19 Januari 2014

Virus Burung Hantu

          Boneka-boneka yang dibuat sudah ada dokumentasinya. Terimakasih kepada dek Evi n mbak Rahma yang udah minjemin kamera untuk doll project ini ^=^, jazakillahu. Hasil gambarnya jadi bagus, sesuai dengan aslinya. Urusan foto-foto gitu tergantung kita paham teknik pemotretan atau tidak. Saya sih nggak paham. 

           Banyak sekali contoh-contoh boneka handmade di internet. Boneka burung hantu salah satunya. Dari sekian banyak contoh saya pilih dua model. Yang kecil saya beri nama owlala team¸dan yang besar saya beri nama owbi team. Biar boneka lebih hidup dan berkarakter kita bisa memberi mereka nama lho. 

          Pengerjaan boneka ini cukup lama, satu boneka butuh kurang lebih 2,5 jam. Mulai dari membuat pola, menjiplak dan mengguntingnya pada kain, menjahit bagian-bagiannya (hand machine, kalo pakai sewing machine jauh lebih cepat) , mengisi dakron, sampai finishing.  Butuh kesabaran, waktu luang, dan ketekunan. Meski begitu, saat bonekanya jadi rasanya senaaang sekali bisa menyelesaikannya. Semoga bisa punya mesin jahit suatu saat nanti. Nah, ini dia boneka burung hantunya (just the owbi team):