Minggu, 27 April 2014

Miong miong



        April 2014 sudah hampir berakhir saja. Usia blog ini udah sepuluh bulan. Alhamdulillah, semoga yang sedikit ini bisa terus eksis, dan semoga bermanfaat bagi para pembaca. Sosial media, internet yuk kita gunakan dengan sebaik-baiknya.

            Bulan ini belum posting tentang prakarya, hehe. Hmmm apa ya? Ahaaa, jadilah si miong yang satu ini. Bikinya gampang. Dirumah ada mesin jahit milik kakak, ciaaaa, urusan jahit menjahit makin mudah aja. Ayo ayo, jadikan miong kecil ini sebagai hadiah untuk orang-orang tersayang ^^


Senin, 21 April 2014

Kisah Sekarung Tomat

        
         Seorang bijak meminta murid-muridnya memasukkan tomat sejumlah orang yang mereka benci ke dalam karung. Ada murid yang memasukkan sepuluh tomat karena ia membenci sepuluh orang, ada yang memasukkan lebih dari sepuluh, ada pula yang hanya memasukkan dua, namun juga ada yang tidak memasukkan apapun. Sang bijak meminta murid-muridnya membawa tomat itu kemanapun ia pergi. Satu-dua hari mereka masih mampu membawa karung itu. Lama-lama mereka merasa keberatan. Karung itu mengganggu dan mulai berbau busuk. Mereka memutuskan untuk mengurangi jumlah tomat yang mereka bawa. Lama-lama mereka memutuskan untuk membuang semua tomat. Mereka sangat senang karena kini mereka tak punya beban. Karena mereka telah membuang kebencian.
-anonim-

Based on novel : “my friends my dreams” by Ken Terate

Rabu, 02 April 2014

Lost in Bandung, PT Ultra Peternakan Bandung Selatan (UPBS) Pangalengan 'Friesland in Indie'



Bernostalgia di kawasan saya menjalankan Praktek Kerja Lapangan tahun 2013 kemarin di Koperasi Peternakan Bandung Selatan (KPBS). Melihat kembali hamparan kebun-kebun hijau, sapi-sapi yang begitu berbaik hati, bahasa yang lama tak saya dengar, orang-orang yang sederhana dibalik rumah yang dibuat sehangat mungkin, rasanya sungguh luar biasa. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
           
            Pada tahu nggak ya kalau PT Ultra Jaya Milk Industry punya peternakan sendiri?  Salah satu Industri Pengolah Susu (IPS) termasyhur di Indonesia itu bahan baku utamanya (susu segar) diproduksi sendiri kawans. Lokasi peternakannya di Dsn. Cieurih, Desa Marga Mekar, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung (sekitar 1400 MDPL). Ada kurang lebih 2500 ekor populasi sapi milik PT UPBS di tempat yang sejuk nan dingin ini. Bisa dibayangkan, berapa luas peternakannya? Berhektar-hektar, aduh saya lupa nanya.

                Berada di wilayah kerja KPBS menyebabkan kandang besar PT Ultra Jaya ini menjalin hubungan kerjasama. Jadilah KPBS menjadi rekan bisnis yang baik bagi Ultra Jaya. Tanki-tanki yang digunakan untuk menyetor susu dari kandang UPBS ke pabrik di Padalarang menggunakan tanki milik KPBS. Sebagai imbasnya susu segar dari para peternak anggota KPBS hampir 70%nya disetor dan diterima  Ultra Jaya untuk diolah lanjut (sering loh IPS menolak bahan baku susu dari peternak rakyat karena kualitasnya dibawah standar). Dengan demikian, Ultra Jaya secara rutin terus mengadakan pengawasan dan peningkatan mutu susu di tingkat peternak dan koperasi. Makin pinter, makin maju ya.
               Ngomongin UPBS nih, kita bicara mengenai industri ternak perah modern. Pendataan (recording), pemerahan (milking), pemberian pakan (feeding), pembersihan kandang, pengobatan penyakit, manajemen reproduksi, hampir semua pekerjaan diperingan dan dipermudah oleh mesin dan teknologi. Kurang lebih seperti yang dijelaskan dosen waktu kuliah, tapi jadi lebih paham setelah melihat langsung turun ke kandang. Ini nih, sedikit ilmu yang bisa saya bagikan dari UPBS:
                Di peternakan sapi perah kita akan mengenal istilah calf (pedet), heifer (sapi dara siap kawin), lactating cow (sapi betina yang memproduksi susu setelah beranak), bull (pejantan),dan dry pregnant cow (sapi yang bunting tua disiapkan untuk beranak). Kenalan dulu yuk:
Big bull
Bull. Pejantan ini digunakan PT UPBS untuk reproduksi secara kawin alami. Biasanya ada sebagian betina yang tidak berhasil dikawinkan secara inseminasi buatan. Bull dipilih sesuai silsilah keturunannya yang menghasilkan susu dengan kualitas dan kuantitas terbaik. Bull ini lebih tinggi dari saya, heu2, serem pisan. Jangan dekat-dekat, galak.
lactating cow
Lactating cow. Inilah betina-betina cantik milik PT UPBS. Produksi susunya rata-rata 30 sampai 40 liter per hari. Sama seperti mamalia lain, sapi perah menghasilkan susu (laktasi) setelah beranak. Masa laktasinya satu tahun.
calf
Calf. Ini pedet-pedet milik PT UPBS. Biasanya yang jantan segera dijual untuk digemukkan dan dipotong. Betina yang terseleksi dibesarkan dan dipelihara. Pedet yang baru lahir diberi makan secara bertahap, minum kolostrum (susu masa awal laktasi) dari induk, lalu diberi konsentrat, dan setelah beberapa bulan dilatih makan rumput untuk perkembangan rumen (saluran pencernaannya).
Manajemen Pemerahan
Proses pemerahan dilakukan dengan menggunakan mesin. Mesin ini disebut milking parlour. Pipa-pipa yang digunakan untuk menyedot susu berhubungan langsung dengan plate cooler (lempeng-lempeng) pendingin, lalu berlanjut ke storage tank (tanki penyimpan sementara). Dengan demikian, susu yang disimpan sudah dalam keadaan dingin dan tidak tersentuh tangan, sehingga higienis dan kontaminasi mikrobia dapat diminimalkan. Nilai gizi susu tinggi menyebabkan susu menjadi sumber nutrient yang baik bagi perkembangbiakan mikrobia. Sapi-sapi di UPBS sudah terlatih, mereka tahu kapan harus datang ke parlour tepat sesuai jadwal. Ya, karena kalau ambingnya udah penuh, ia menjadi tak nyaman dan susunya harus segera diperah.
Manajemen Pakan
Ini nih traktor pengangkut pakan. Pakan yang diberikan berupa hijauan dan konsentrat yang proporsinya disesuaikan dengan produksi susu. Hijauan yang diberikan antara lain rumput gajah, tebon jagung, alfalfa, dsb. Hijauan diberikan segar yang dicacah atau berupa silase (difermentasi dulu) bila stok pakan segar sedikit (biasanya musim kemarau). Btw, pakan itu bisa mencapai 70% biaya produksi. Selisih sedikit saja harga pakan bisa sangat berpengaruh pada keuntungan. Emang deh, nggak berlebihan kalau nutrisionis digaji mahal. Menyusun ransum pakan itu paduan antara seni dan kejeniusan.
Manajemen Kesehatan
Sapi-sapi ini sedang dalam pengobatan yang ditangani oleh dokter hewan. Penyakit yang sering dialami sapi perah adalah mastitis. Mastitis adalah penyakit yang menyerang ambing dan puting sapi disebabkan oleh bakteri salah satunya Staphylococcus aureus. Mastitis biasanya terjadi karena kandang yang tidak bersih, atau pemerahan yang tidak sempurna (masih ada sisa susu yang menempel sehingga puting terkontaminasi). Kalau sapi sudah terkena mastitis, susu tidak bisa diminum, kadang bercampur dengan darah. Selain rugi dari segi ekonomi, penyembuhan mastitis membutuhkan waktu yang lama sampai beberapa bulan. Selain mastitis, biasanya terjadi fraktur (patah tulang) karena kepleset atau dinaiki temannya.
Manajemen recording
Wah semua sapi di UPBS ini dilengkapi dengan sensor data di telinganya. Tertulis disana, namanya siapa, keturunan dari siapa, kapan lahirnya, riwayat penyakitnya, produksi susunya, dll. Hmm, how can? That is, kecanggihan teknologi.
Manajemen reproduksi

Ini foto mamah Asre setelah lahiran anaknya.  Kebetulan lahir sungsang, ekornya duluan, wehe, malu mungkin mau melihat dunia. Secara naluri induk akan segera menghilangkan lendir yang menempel di tubuh anaknya menggunakan lidah. Wah, mamah Asre mothering ability nya tinggi. Ada foto proses kelahirannya lengkap, tapi mau saya upload khawatir pada takut.
Perkawinan dilakukan secara inseminasi buatan dan alami dengan cara memasukkan bull pada kandang. Selama bunting hingga beranak dikontrol oleh dokter hewan. Hayo siapa tahu berapa lama sapi bunting? Yupz, persis seperti manusia, sekitar sembilan bulan sepuluh hari. Sekali kebuntingan, jumlah pedet yang bisa dilahirkan (litter size) cuma satu. Kalo lahir kembar biasanya jarang bertahan hidup. Dua bulan jelang beranak (tujuh bulan masa bunting) sapi-sapi ini dikeringkan (nggak diperah susunya) dikenal dengan istilah dry pregnant cow, dengan tujuan untuk mempersiapkan kelahiran anaknya. Biar fit gitu deh.

Itulah sedikit yang bisa saya bagikan dari PT UPBS. Mereka sapi, makannya rumput kasar yang tidak enak, yang dikeluarin susu yang bermanfaat. Kita manusia, makanannya enak-enak. Habis makan apa yang dikeluarin? Ih jijik, kita aja yang punya jijik. Coba kalau kotoran-kotoran itu dikumpulin sepanjang hidup kita seberapa banyak? Apakah kamu tidak berpikir?

Teruslah belajar selagi Allah masih memberi napas.
Hidup peternakan Indonesia!
Hidup industri persusuan nusantara!

Lost in Bandung, Bandungsche Melk Centrale



         Hai, masih membicarakan Bandung kawans, kali ini mengenai BMC singkatan dari Bandungsche Melk Centrale, sebuah restoran terkenal di Bandung sejak 1928. Luamanyaaa, sejak jaman penjajahan Belanda udah ada to? Ya, masih tertinggal nuansanya, walaupun gedungnya sudah dipugar habis-habis (eh, emangnya candi). Meski demikian, arsitekturnya dipertahankan terlihat “bangunan Belanda” banget. Tak heran, banyak turis mancanegara yang mengunjungi restoran ini. Wisatawan domestik yang penasaran juga berkunjung, termasuk saya, he2.

Sejarah dulu ya, BMC ini dulunya merupakan satu-satunya pusat pengolah susu di Bandung, bahkan mungkin di Indonesia, eh belum ding, masih Hindia Belanda waktu itu. Siapa pemiliknya? Pastilah milik orang Belanda, konon katanya pemiliknya adalah orang Boer seorang keturunan Belanda yang tinggal di Afrika Selatan.
       Kata dosen saya, dulu pemerintah Belanda mengeluarkan kebijakan mengenai pentingnya mengkonsumsi susu pada awal abad 20an. Belanda yang datang ke Indonesia membawa sapi perah Fresian Holstein (Fries Holland) milik mereka ke Indonesia. Oleh karena Belanda adalah negara beriklim sub tropis, maka sapi perah yang dikirim ke Indonesia hanya bisa beradaptasi di lingkungan yang sejuk dan dingin.Begitulah awal mula masuknya sapi perah dan susu ke Indonesia.
           Lantas? Oh pasti hal tersebut menguntungkan BMC. Jadilah BMC mengalami masa kejayaannya pada masa itu. Bandung Utara dan Bandung Selatan yang merupakan kawasan pegunungan yang cocok untuk peternakan sapi perah adalah pemasok utama susu ke BMC. Yah yang punya peralatan pendingin, pasteurizer, ice cream maker canggih jaman dulu ya cuma orang Belanda toh. Ketika itu, BMC mengolah susu menjadi aneka produk seperti mentega, keju, es krim, dan susu coklat. hmmm, keren.
            Namun seiring berjalannya waktu, Indonesia merdeka. Industri-industri besar didirikan. Semakin kesini kita mengenal beberapa Industri Pengolahan Susu (IPS) di beberapa daerah. Kau tahu, tak ada satupun pemiliknya yang merupakan orang Indonesia. Huft, semuanya lagi-lagi dikuasai asing. BMC sendiri akhirnya justru berubah menjadi restoran terkenal yang tak hanya menyediakan produk olahan susu. Serta yang disayangkan, tak ada lagi kebijakan mengenai kewajiban minum susu setiap hari.
Yah, beginilah adanya. Tak perlu disesali, tapi coba kita pikirkan bagaimana solusinya. Saya jadi mikir, minum susu tuh penting nggak sih? PR ya. He2. Believe or not, susu itu disebutkan secara istimewa di dalam Al Quran. Tak percaya? Lihat aja, surat An Nahl, 66.
Okay, sekarang kita bicara mengenai menu restoran BMC. Disini disediakan aneka produk olahan susu antara lain susu pasteurisasi, yoghurt, kefir, dan milkshake. Semuanya tersedia dalam berbagai varian rasa. Ada stroberi, vanilla, coklat, kopi, mocca, dll. Untuk makanan yang disediakan hampir sama seperti warung makan yang lain, ada nasi goreng, olahan mie, sup, dll. Harga? jangan tanya. Baru kali itu saya seporsi makan berharga Rp. 53.000,-. Bagi saya mahal banget, tapi barangkali memang segitu harga restoran. Ah ya, ada pajaknya, itu tak boleh kita lupakan kalo makan di sebuah resto.
Well, overall BMC itu, bangunan tua bersejarah yang romantis, tempat yang indah untuk menikmati sajian istimewa. Visit BMC, Jalan Aceh no. 30 Bandung (Samping masjid Al Ukhuwah) sejalan dengan Crayon’s Craft n co.

 Selamat menikmati produk olahan susu BMC
Ayo, gemar minum susu!
Bangsa semakin maju, bangsa semakin bermutu

Lost in Bandung, Telusur Jalan Asia Afrika



-wisata jelajah sejarah-

            Wah, kalau pelajaran sejarah itu jalan-jalan, kalau pelajaran sejarah itu tak sekedar membaca tulisan untuk dihafalkan ketika ujian, kalau pelajaran sejarah itu mau meresapi dalam hati, lebih baik pasti ya. Dalam perjalanan di Bandung kemarin, saya mencoba tak melupakan sejarah besar yang terjadi di Jl Asia Afrika. Saya akui, dulu waktu SMP mendapatkan pelajaran ini, buat saya yang penting tahu kapan dan dimana Konferensi Asia Afrika diselenggarakan, negara mana saja yang hadir, siapa wakil dari Indonesia, dan apa isi Dasasila Bandung, demi nilai rapot yang bagus. Tahu nggak sih itu tuh nggak cuma untuk dihafalkan wulan? kok baru nyadar sekarang ya, huft.
            Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia Afrika adalah sebuah konferensi yang dihadiri oleh wakil dari 29 negara di Asia dan Afrika yang baru mendapatkan KEMERDEKAANNYA. Konferensi ini diselenggarakan di GEDUNG MERDEKA Bandung, pada tanggal 18-24 April tahun 1955. Konferensi ini diselenggarakan untuk membahas mengenai hak-hak kemerdekaan negara-negara terjajah, anti kolonialis, anti imperialis, serta mempromosikan kerjasama ekonomi dan budaya diantara negara peserta. Konferensi ini menghasilkan 10 poin keputusan yang dikenal dengan apa? Ya, Dasasila Bandung. Apa aja isinya? Hmm, nggak hafal, tapi intinya tentang perdamaian dunia.
            Berikut ini foto gedung merdeka yang saya ambil. Ingin mengunjungi museumnya tapi tutup karena libur hari raya nyepi.
gedung merdeka sekarang
            Berjalan ke kanan (arah barat) dari gedung merdeka kita akan melihat Kantor Pos Besar Bandung dan Hotel Swarha. Lihatlah bangunan hotel Swarha. Kok jelek? Kok nggak terawat ya? Huruf “W” nya sudah tidak sempurna dimakan waktu. Rupanya, sejarah menyatakan bahwa hotel ini dulunya digunakan sebagai tempat menginap para tamu negara peserta Konferensi Asia Afrika. Dulu hotel ini disebut Swarha Islamic. Benar saja, selain tepat berhimpitan dengan Masjid Agung Bandung, hotel ini kalau diamati arsitekturnya bergaya timur tengah, hmm, dan bukannya peserta konferensi rata-rata dari negara muslim?
Hotel Swarha, look!!
masjid agung
kantor pos besar
Sayang sekali, Hotel Swarha saat ini dibiarkan begitu saja. Mirip rumah hantu di jantung kota, hihihi. Bagian bawah gedung ini hanya digunakan sebagai toko kain. Ah ya, Hotel Swarha konon dulunya juga digunakan sebagai media centernya para jurnalis yang meliput Konferensi Asia Afrika. Why? Hmm, karena letaknya strategis dan dekat dengan Kantor Pos Besar. Bukannya yang demikian memudahkan untuk mengirim liputan? Jaman dulu, belum ada internet, pakai surat elektronik alias telegram. Subhanallah, kemajuan teknologi, sekarang informasi begitu mudah kita dapatkan.
.           Lalu, apabila kita berjalan ke kiri (arah timur) dari gedung merdeka, kita akan menemukan Hotel Savoy Homann dan Bandung kilometer nol. Sama seperti Hotel Swarha, Hotel Savoy Homann dulunya juga digunakan sebagai tempat penginapan yang dibooking oleh panitia Konferensi Asia Afrika. Hotel berbintang empat dengan arsitektur yang bentuknya seperti gelombang ini sampai sekarang masih berdiri megah. Walaupun tak setinggi Hyatt, The Aamaroosa, Arion Swiss, atau yang lain, hotel ini meninggalkan kenangan sejarah tersendiri yang membuatnya bernilai mahal. Tarifnya per malam mulai Rp. 1.200.000,-. Dulunya Hotel ini milik pribadi keluarga Homann dari Jerman. Nyonya Homann terkenal dengan masakannya yang sangat lezat. Namun setelah kemerdekaan mereka kembali ke Jerman dan hotel ini dibeli oleh grup hotel bidakara sehingga namannya saat ini adalah Savoy Homann Bidakara Hotel. Hmm, suatu saat menginap disini, Mau? Hihi.
hotel Savoy Homann

Bandung nol kilometer

            Bandung kilometer nol terletak tak jauh di seberang hotel Savoy Homann persis di depan kantor bina marga Propinsi Jawa Barat. Bila teman-teman ingat Mr. Deandels seorang jenderal Belanda yang merintis kerja paksa Anyer-Panarukan itu, dialah yang dulunya bersumpah, “bila aku kembali kesini, titik ini haruslah sudah menjadi sebuah kota”. Nah, begitulah cerita asal muasal titik nol kilometer Bandung.
            Masih banyak gedung-gedung bersejarah lainnya di Jalan Asia Afrika yang belum saya pahami ceritanya. Just that, yang baru saya tahu. Pastilah masih sangat banyak, pembelajaran sejarah yang mengagumkan lainnya. Semoga, terus ada semangat untuk menyelami sejarah di setiap sudut negeri kita. Semoga juga, terus ada rasa peduli, untuk meresapi perjuangan para pahlawan.

Bagaimana, siap menjelajah tempat-tempat bersejarah yang lain?
Semangat Pagi!

Crayon’s Craft n co Bandung, Pusat Perlengkapan Kerajinan Prakarya



Wisata kreatif. Prakarya.
Hobi. Miniature. Replica.
Craft supplies. Cooking class

            Mengunjungi Crayon’s craft n co merupakan salah satu tujuan utama saya berkunjung ke Bandung. Berdasarkan info dari beberapa crafter yang saya kunjungi blognya, toko yang beralamat di Jalan Aceh no. 15 (Kebon Sirih) Bandung ini merupakan toko perlengkapan kerajinan terbaik dan terlengkap di Indonesia. Tak jarang crafter-crafter luar kota Bandung yang rela menyempatkan waktu, dan uangnya untuk berkunjung kesini. Barangkali sama seperti saya ya, penasaran dan butuh (untuk belajar).
            Alhamdulillah, Allah mempermudah saya untuk mengunjungi toko ini. Senaaang dan terobati penasarannya. Semoga saja teteh-teteh penjaga tokonya nggak illfeel sama saya yang banyak nanya tapi sedikit beli, he2, udah gitu lamaaa banget lihat-lihatnya. Baiklah, this is it liputan versi saya di Crayon’s craft n co Bandung :
            Lokasi Crayon’s craft n co tak jauh dari stasiun Bandung, hanya butuh waktu sekitar 15 menit berjalan kaki. Atau bila ingin menggunakan angkot, gunakan jurusan Gunung Batu-Stasiun Hall naik dari stasiun atau Jl Kebon Kawung turun di perempatan Jl Wastu kencana- Jl Aceh (Balai kota-Bandung Indah Plaza-Masjid Al Ukhuwah). Jangan ragu untuk bertanya pada penduduk sekitar biar nggak tersesat. Dari perempatan tersebut kita berjalan ke kiri (arah barat) untuk menemukan toko yang terletak di kanan jalan (warna oranye).
            Crayon’s craft n co lebih luas dan memiliki konsep yang berbeda dari toko yang biasanya saya kunjungi di Jogja (Narwastu, Jolie, Petra, dll). Sama-sama toko pusat perlengkapan kerajinan, tapi Crayon’s craft n co lebih handmadegenic. Yang ada di Crayon’s craft n co tapi nggak saya temukan di toko-toko Jogja antara lain: menyediakan produk-produk handmade jadi, ada kursus privat sepanjang toko buka, koleksi buku-buku prakarya lengkap baik karya lokal maupun internasional, ada paket-paket perlengkapan untuk pemula, menjual berbagai jenis kain, dll.

             Yang paling terkenal dari Crayon’s craft n co ini adalah rekornya menjadi produsen replika makanan terbesar di Indonesia. Beberapa penghargaan yang pernah diraih ibu Yoyong (pemilik toko) antara lain dari Museum Rekor Indonesia (MURI) dan Rekor Bisnis Tera (Seputar Indonesia). Replika-replika ini didisplay di toko bagian depan. Biasanya replika-replika ini  banyak diminati oleh wisatawan-wisatawan untuk menghias dapurnya. Buah-buahan, sayur-sayuran, menu-menu makanan dan minuman, kue-kue dan roti-roti, bahkan, gerobak-gerobak, dan produk-produk komersial, semuanya replica yang terbuat dari clay, persis seperti aslinya. Waaaaw. Harganya variatif, dari yang puluhan ribu sampai jutaan rupiah ada.
yummy, tapi ini clay loh
benar-benar seperti roti
           
ini juga, hmmm enaak
durian asli? ini replika!
           Stok benang, kain, payet, mute, kertas kado, pita, dan berbagai perlengkapan lain tersedia lengkap di bagian belakang toko. Benang jahit, benang sulam, benang rajut dari yang paling kasar sampai paling lembut, tersedia. Kain felt, kain katun, kain kulit sintesis, kain spunbond, kain belacu, semuanya ada baik yang polos maupun motif. Semuanya unik, menarik, dan tertata rapi. Yang saya paling suka dari toko ini adalah cara displaynya, bikin saya betah berlama-lama, he2. Top banget, semoga suatu saat bisa punya toko seperti Crayon’s craft n co di Jogja, aamiin ya Rabbalalamin.
kain katun polos motif, 1/2 meter 29 ribu
aneka benang, yang ini benang rajut
stok payet, mute, dll
aneka pita cantik
zona kertas kado n kain spunbond
flanel wallnya rapi, 5 ribu petr lembar
            Nah, sebaiknya tidak melewatkan kesempatan kursus di Crayon’s craft n co ini. Aneka kursus yang disediakan yaitu: kursus cake felt, kursus boneka kaos kaki, kursus clay, kursus sulam pita, kursus merangkai bunga, kursus origami daur ulang, kursus glass art, kursus rajut hakken dan knitting breien. Biaya kursus selama 2 jam Rp. 130.000,- sampai Rp. 150.000 digunakan untuk pembelian bahan. He2, saya sih kemarin hanya lihat-lihat yang lagi kursus. Turis bule juga berminat belajar sulam pita, keren.
            Trus untuk produk handmade jadi ada banyak juga baik buatan Crayon’s craft n co sendiri juga dari crafter-crafter Indonesia seperti Cemprut, Mica Work, Kaleng Lani, dll. Wah karya-karyanya keren-keren. Semoga kita juga bisa kreatif seperti mereka ya!
country dolls crayons craft
plushie karya mica work
Cemprut plushie
boneka horta dari IPB
               Begitulah, sedikit yang saya bisa liput dari kunjungan ke Crayon’s craft n co Bandung. Masih banyak sebenarnya yang belum saya tuliskan mengenai Crayon’s craft n co. Seperti Crayon’s cooking n baking studio, tapi sayang seribu sayang lagi pas nggak eventnya. Bazar handmade dari para crafter Indonesia juga nggak pas lagi event. Semoga ada kesempatan lain. Sebaiknya teman-teman mengunjunginya juga ya. Semoga bermanfaat. Keep Fighting, Crafter!

Semoga, kita juga bisa punya toko seperti Crayon’s craft n co
Kedepannya.. Aamiin.
Salam, Keluarga Peri Kecil

Selasa, 01 April 2014

Tobucil n Klabs, Tempat Berkumpulnya Para Crafter Bandung



buku . hobi . komunitas

LITERACY N CREATIVISM IN EVERYDAY LIVE

            Apa sih tobucil n klabs? Yeay, semuanya terjawab sudah dari kunjungan saya di Bandung kemarin. Wah, tempat yang satu ini inspiratif banget, coba bayangkan, perpaduan antara toko buku dan kerajinan, digunakan sebagai markasnya orang-orang pembaca kreatif untuk berkarya. Gimana tuh.. Satu kata, Keren!

            Saya pikir, tobucil n klabs dekat dengan Crayon’s craft n co (menurut google maps), lhah sama-sama Jl Aceh, crayon no 14 sedangkan tobucil no 56. Ternyata oh ternyata, lumayan bikin kaki pegel, he2, mesti melewati balai kota, hyatt regency, taman Ade Irma Suryani Nasution, dan markas Kodam Siliwangi dulu yang panjang dan nggak lurus. Jl Aceh ujung ke ujungnya bikin bingung, he2. Dan ternyata jl Aceh itu jalan kota yang rimbun dan nyaman, padahal bayangan saya jalanan yang panas.
            Memang Tobucil n klabs tak sebesar yang saya bayangkan. Ya iya lah, kan Tobucil singkatan dari TOko BUku keCIL, he2. Banyaknya pepohonan dan suasana yang agak jadul membuat Tobucil n klabs terasa homey n cozy banget untuk belajar, bersantai, berpikir, n berkarya. Pas saya kesana jam 11 jelang dhuhur kebetulan sedang sepi pengunjung.  Ada teteh penjaga toko yang sedang menyapu. Yey, jadilah saya bisa nanya-nanya banyak ke tetehnya. Tapi saya lupa menanyakan namanya, hapunten teh, atos sksd, abdi hilap teu naroskeun ^^

Ternyata Tobucil udah berdiri lebih dari 13 tahun lho. Hebatnya, delapan tahun terakhir Tobucil berhasil menyelenggarakan event tahunannya yakni, Crafty Days. Nah, crafty days 8, untuk tahun ini, udah diselenggarakan pada tanggal 8-9 Februari kemarin di gedung Indonesia Menggugat Bandung. Hiks2, udah lewat. Di acara crafty days ini ada pameran karya crafter-crafter se Indonesia, selain itu juga ada workshop, seminar-seminar tentang dunia per-handcraft-an. Tentang produksi, sampai marketing. Boleh dibilang craftypreneur ya.
peninggalan crafty days 8
Di Tobucil, juga ada kursus-kursus, tapi jadwalnya tertentu, biasanya pemandunya dari crafter-crafter Bandung sesuai spesifikasi, mau knitting, scrapbook, patchwork, dll. he2, Istilah apa sih? saya juga masih berusaha untuk terus belajar mendalami dunia crafting. Jadwal kursus bisa dicek di web Tobucil kawan.
miniatur mesin jahit, bagus ya
zona menjahit, banyak kain-kain

Tobucil menjual perlengkapan kerajinan, dan produk handmade jadi. Produk handmade jadi kebanyakan karya crafter-crafter Bandung. Ada tas, buku unik, aneka rajutan, bros, pakaian, pajangan-pajangan kreatif, dll. Diantara sekian banyak pilihan, akhirnya saya hanya membeli tas handmade lipat karya the mogus buat contoh, he2, harganya Rp 50.000,-. Buku-buku yang dijual di Tobucil, rata-rata mengenai kesenian, pemuda, negara, dan sastra. Konsep toko buku paduan toko handmade belum ada ya di Jogja? Jeng jeng.. bisa jadi contoh nih.
book mark unik
bagus nih, 120 ribu
tas rajut cantik
Saya katakan ke tetehnya kalau saya dari Jogja, hei, Alhamdulillah saya malah dapat info tentang komunitas crafter Jogja. Ditanya tetehnya, biasanya suka bikin apa? “hmm, ingin fokus mainan anak-anak teh, tapi belum bisa masarin, he2.” Ah, semoga suatu saat bisa begabung juga dengan orang-orang kreatif itu. 
bagus ya, dari cemprut

dream n action
Selamat berjuang!!!!