Minggu, 30 Juni 2013

Sepanjang Perjalanan Pangalengan ^^

Sapi perah, susu, karamel, dodol, KPBS, pabrik milk treatment, kebun teh, gunung, itulah yang akan teman-teman temui bila mengunjungi Pangalengan. Bulan Januari-Februari 2013 lalu saya melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di Koperasi Peternakan Bandung Selatan (KPBS) Pangalengan. Jadi mojang Bandung selama 1 bulan, subhanallah ^^.  Saya berangkat sendiri, dan belum pernah mengunjungi tanah periangan sebelumnya.
Agar perjalanan aman dan nyaman, saya memilih menggunakan jasa kereta api. Dari Jogja menuju Bandung kereta yang saya pilih adalah Lodaya malam bisnis tarifnya Rp. 130.000,- (hari biasa) pukul 21.30 sampai 06.30.  Sesampainya di stasiun Bandung istirahat terlebih dahulu, fasilitas mushola, toilet, ruang tunggu, semuanya nyaman. Waktu itu hanya berbekal googling jalan menuju Pangalengan. Dengan memohon penjagaan Allah, pukul 07.45 saya siap meninggalkan stasiun (sudah mandi, sudah makan, siap uang transport, dll). Lewat pintu keluar utara, ada banyak angkot menuju Tegal lega, naik saja (hwaa, malu sama penumpang lain karena kopernya memenuhi tempat) tarifnya Rp. 3000,-. Di Tegal Lega, barulah ada elf menuju Pangalengan, atau juga bisa menunggu bus dari terminal Leuwi Panjang. Asalkan keterangannya Bandung-Pangalengan, teman-teman bisa mengikutinya, tarifnya Rp. 11.000,- , kalau bawaanya banyak sama mamang kernet diminta Rp. 14.000,-.
Saya pikir dari Bandung menuju Pangalengan itu sejauh dari kota Jogja ke Kaliurang, ternyata lebih jauh. Tepat pukul 11.40 (berangkat jam 08.20) baru sampai di terminal Pangalengan. Sebenarnya hanya melewati kecamatan Dayeuh Kolot, dan Banjaran, namun saya tinggal tidur lalu bangun lagi juga belum sampai,he2. Yang dilewati meliputi ramainya kota Bandung, kawasan industri di pinggiran kota salah satunya pabrik meses Ceres, lalu jalan kecamatan yang panjang dan berkelok, sampai ketemu daerah hijau sejauh mata memandang, kebun, ladang, hutan pinus, kandang sapi, rumah-rumah warga, dan plang putih bertuliskan “anda memasuki wilayah kerja KPBS Pangalengan” ^^. Pangalengan berada di ujung selatan Kabupaten Bandung, karena merupakan daerah dataran tinggi, jadi langsung terasa sejuk dan dinginnya. Setiba di terminal, tidak perlu bingung mencari KPBS, karena berada tepat di sisi timur terminal. Selain itu karena daerah tersebut merupakan alun-alun (bunderan) kecamatan maka juga terdapat kantor kecamatan, puskesmas, koramil, polsek, hotel, pasar, dan lain-lain.
Kantor pusat KPBS
So far so good, tujuan selanjutnya adalah kos. Saya kos tidak jauh dari bunderan dan tempat PKL. Biaya kos 1 bulan Rp. 500.000,-. Sayangnya saya cuma sendiri, padahal hitungan kosnya per kamar, jadi walaupun diisi 2 atau 3 atau 4 orang juga tetap lima ratus ribu, huhuhu. Ibu dan bapak kos sangat ramah. Di tempat tersebut saya kos dengan teman2 PKL dari univ lain, dan adik2 SMK. Saya belajar bahasa sunda dari mereka, hehehe, walaupun lebih sering roaming. Oh ya, kalau malam temperaturnya bisa sampai 190C, jadi tidur harus memakai kaus kaki, jaket, jilbab, dan selimut tebal dobel-dobel. Diatas maghrib, biasanya kabut sudah mulai turun. Meski demikian, masyarakat tetap bersemangat sholat berjamaah di masjid baik maghrib, isya’, maupun subuh.
Kamar kosku
 Hari senin tanggal 21 Januari 2013 saya mulai melaksanakan PKL. Teman-teman PKLnya ada dari Unsoed, IPB, Unpad, Undip, dan adik2 SMK. Yang paling sering bersama saya adalah Rina dan Sri dari Unsoed, Ridwan, Fifih, dan Risma dari SMKN 2 Baleendah. Kegiatan PKL yang dilakukan meliputi : observasi kandang peternak, observasi Tempat Pelayanan Koperasi (TPK/pengumpul susu), penerimaan susu di pabrik milk treatment KPBS, analisis kualitas susu di Laboratorium, prosesing susu pasteurisasi, mengunjungi cooling unit, mengunjungi PT Ultra Peternakan Bandung selatan, mengunjungi home industry karamel dan dodol susu, mengunjungi Pabrik Makanan Ternak (PMT KPBS) di Cirebon, dan lain-lain. Sangat seru, menarik, mendapatkan banyak ilmu serta pengalaman.
milk treatment KPBS
1. 
sisi dalam pabrik

    Observasi Kandang
Umumnya setiap keluarga di Pangalengan punya sapi perah, mulai dari 2 ekor sampai 25 ekor. Pekerjaan beternak sapi perah sudah turun-temurun sejak zaman Belanda dulu lho. Dari beternak sapi perah ini, setiap keluarga dapat mencukupi kebutuhan hidupnya, juga menyekolahkan putra-putrinya. Pemeliharaan sapi perah dan pemerahan susu yang dilakukan berbeda-beda, ada yang masih sangat sederhana, dan ada pula yang sudah menggunakan peralatan modern, misalnya menggunakan mesin perah untuk peternak yang memiliki sapi berpuluh-puluh ekor. Kandang tidak sepi dari  pekerjaan dari subuh sampai malam. Ada saja yang dilakukan mulai dari membersihkan kandang, mencari rumput, memberikan pakan, memandikan sapi, memerah susu, mengantar susu ke pengumpul, dan sebagainya. Semuanya dilakukan agar susu yang dihasilkan berkualitas baik.
kandang peternak
milk can
2.    Trip to Tempat Pelayanan Koperasi (TPK/pengumpul)
Terdapat 35 TPK di wilayah kerja KPBS (Kec. Pangalengan, Kertasari, dan Pacet). Dari 35 tersebut saya baru mengunjungi sekitar 18 TPK. TPK ini buka setiap pagi dan sore hari, jadwalnya menyesuaikan datangnya tanki dari petugas KPBS. Tanki petugas KPBS hanya transit untuk menerima susu sekitar 45 menit, jadi para peternak harus tertib mengumpul susu supaya tidak tertinggal. Petugas TPK ada 3 orang meliputi driver, tester, dan recorder. Setiap susu yang dikumpulkan di uji terlebih dahulu oleh petugas tester (uji alkohol, organoleptik, berat jenis, dan suhu). Kemudian bila lolos uji, susu yang dikumpulkan ditakar dan dicatat oleh petugas recorder. Dan terakhir dimasukkan ke dalam tanki oleh petugas driver yang juga bertugas mengemudikan tanki dari TPK satu ke TPK yang lain.
Di TPK ini saya melihat para peternak bahagia dalam kesederhanaan. Wadah-wadah milk can itu yang memberkahi usaha mereka selama ini. Mereka selalu tampak ramah satu sama lain, menjalin silaturahmi yang baik dengan tetangga, dan tidak mengeluh. Yang muda, yang tua, ibu-ibu, bapak-bapak, selalu memberikan senyum pada saya. “ nuju PKL ya neng? dimana kuliahna?” hihihihi, kalau saya menjawab dari Jogja pasti pada kaget. “Jogja tebih neng, sareng saha di dieu?” he2, begitulah, pada setiap akhir pembicaraan pasti mereka mendoakan agar kuliah saya sukses dan berkah. Hatur nuhun pak, bu, teh, a’, dek, mang ^^

3.    Penerimaan susu di MT
Tanki-tanki pengangkut susu dari TPK selanjutnya akan kembali ke pabrik Milk Treatment KPBS terlebih dahulu sebelum di kirim ke PT Ultra Jaya dan PT Fresian Flag atau diproses menjadi susu pasteurisasi. Setiap susu yang masuk sesegera mungkin didinginkan menggunakan plate cooler dan didistribusikan kembali. Susu yang dijadikan bahan baku susu pasteurisasi disimpan sementara di milk storage tank yang besar sekali. 
4.    Analisis kualitas susu di Lab. MT
Oh ya, setiap tanki yang datang juga disampling susunya untuk diuji di lab. Pengujian kualitas yang dilakukan tidak jauh berbeda dengan yang dikampus, bedanya untuk uji proksimat di KPBS sudah menggunakan alat yang disebut dengan lactoscope, dalam waktu sekejap sudah diperoleh kadar air, protein, lemak, solid non fat, dan freezing point dari sampel susu tersebut. hehehehe, karena sampel yang diuji sangat banyak, jadi sangat tidak memungkinkan bila harus dikerjakan secara manual. Selain uji kandungan nutrisi juga dilakukan uji berat jenis, pemalsuan karbonat, alkohol, antibiotik, total plate count dan resazurin. 
Lactoscope
5.    Prosesing susu pasteurisasi
Di prosesing saya belajar banyak mengenai mesin-mesin pemroses susu pasteurisasi, dari awal sampai packaging harus benar-benar dipahami prinsipnya. Ceritanya, dibagian ini selalu minum susu banyak sekali. Sampai-sampai membawa pulang susu untuk diminum di kos. Tapi kenapa saya tidak gendutan ya?
susu pasteurisasi prepack
cup machine
6.    Trip to UPBS
PT. UPBS (Ultra Peternakan Bandung Selatan) merupakan farm milik PT Ultra Jaya. Jadi bahan baku susu dari ultra jaya yang ada di Padalarang itu asalnya dari Pangalengan (KPBS dan UPBS). Sapi laktasi yang ada di farm ini 1500. Bull, heifer, dan pedetnya juga banyak banget. Senaaaaang sekali diberi kesempatan mengunjungi UPBS. Semoga saya atau teman-teman juga bisa punya peternakan yang seperti ini ya ^^ Aaamin ya Rabb

sapi-sapi menuju tempat pemerahan
PT UPBS
Pemerahan di parlour
heifer (sapi dara)

7.    Mengunjungi home industry karamel
Lagi, lagi, susu, lagi.. ya, teman-teman jangan bosan berkutat dengan susu dan sapi di Pangalengan. Selain KPBS, di Pangalengan juga ada sentra home industri yang mengolah susu menjadi karamel susu, dodol susu, nougat susu, dan kerupuk susu. Ada banyak lho, salah satunya home industri barokah yang saya kunjungi. Bila teman-teman ke Pangalengan jangan lupa mampir juga ya. Rasanya sangat menyenangkan membantu membungkus karamel, tidak memerlukan keahlian khusus, hanya membutuhkan ketelatenan saja. Produk-produk olahan tersebut dijual dengan harga terjangkau, tersedia kemasan kecil sampai besar, tinggal dipilih saja untuk oleh-oleh.


kerupuk susu
memasak karamel
 
membungkus permen
 8.    Trip to Cirebon
Pabrik Makanan Ternak (PMT KPBS) berada di Cirebon. Jauh dari Pangalengan memang, alasan ditempatkan di Cirebon adalah untuk kemudahan memperoleh bahan baku pakan, sehingga yang diangkut ke Pangalengan adalah pakan jadi. PMT ini bersebelahan dengan PT Japfa Comfeed jadi ketika itu saya bertemu 2 teman saya yang juga sedang melaksanakan PKL di Japfa (Ulil dan Luthfan). Saya juga mampir di rumah Mb Rieska, alhamdulillah beliau sedang di Cirebon, jadi saya repotkan untuk transit selama di Cirebon. Hwaa malam itu saya merasa bersalah dengan ibu yang khawatir di rumah karena perjalanan malam, jauh, dan ikut truk pengangkut pakan :-( tapi Alhamdulillah, subuh hari saya sudah kembali ke Pangalengan lagi dengan selamat.
9.    Malabar, pintu, dan sekitarnya
Di Pangalengan ada sebuah tempat yang disebut dengan Pintu. He2 ternyata tempat ini memang pintu pembatas antara perkampungan warga dengan perkebunan teh Malabar. Perkebunan teh di Malabar sangat luas. Terdapat pabrik tehnya juga. Setiap minggu pagi ada pasar seperti sunmornya UGM. 
pasar minggu malabar
10.  Danau situ cileunca
Namanya situ cileunca. Cai artinya air, leunca adalah tanaman berwarna hijau yang biasanya untuk lalapan. Nah, danau ini dinamakan situ cileunca karena airnya berwarna seperti leunca akibat dari aliran air yang terkena kotoran sapi, hehehe. Danau ini membentang di sebagian kecamatan Pangalengan. Indah sekali..
11.  Kebun-kebun teh dan sayur
Selain peternakan sapi perah, sebagian besar masyarakat juga berkebun. Selain kebun teh teman-teman juga akan melihat kebun-kebun sayuran seperti wortel, kol, tomat, brokoli, dan sebagainya. Bertasbih selalu bisa menikmati pemandangan kebun-kebun itu, indah dan menyenangkan sekali teman-teman, disamping rumah, depan, belakang, pasti tidak sulit menemui kebun. 
 
kebun
kebun lagi

Itulah sedikit yang bisa saya ceritakan mengenai PKL saya, Alhamdulillah Allah selalu mempermudah dan melindungi. Hari berganti hari, ternyata saya harus kembali ke Jogja. Banyak sekali pelajaran yang saya peroleh salama di Bandung, he2 sampai-sampai saya terharu setelah tiba di stasiun Bandung untuk kembali pulang. Ketika itu saya smsan dengan ibu memberitahu bahwa saya sudah tiba di stasiun (pukul 17.00, dari Pangalengan pukul 14.00). ibu tidak membalas sms tapi menelpon dan meminta agar saya berhati-hati selama perjalanan. Setelah ditelpon ibu saya tak mampu lagi membendung air mata, saya bersyukur betapa orang tua saya sangat baik hati membiayai saya sekolah sampai jenjang yang tinggi ini, mereka juga percaya bahwa saya bisa menjaga diri serta melaksanakan tugas dengan baik di tempat yang jauh sekalipun tidak bersama mereka ^^ semoga kita tidak menyakiti hati orang tua kita ya teman-teman. Semangat untuk terus belajar..

4 komentar:

  1. http://sezermilking.wordpress.com

    BalasHapus
  2. Info yang sangat menarik, mudah-mudahan daerah pengalengan makin maju dalam peternakan sapi, terutama dengan adanya koperasi KPBS. Peternakan sapi modern salah satunya bisa dengan
    Mesin Pemerah Susu Sapi

    BalasHapus