Rabu, 25 Februari 2015

Empat malaikat yang datang ketika sakit

Kultum dhuhur Prof. Zuprizal, DEA Senin, 23 Februari 2015

“apakah kamu tidak berpikir?”*1)

Pernah sakit? Pasti pernah.
Ingin sakit? Pasti tidak.
Apa yang diinginkan ketika sakit? Of course, sembuh!
-----------

Beberapa waktu yang lalu ada hal menarik yang disampaikan oleh dosen saya. Tentang sakit, sesuatu yang tak asing dan kerap dialami oleh manusia. Sakit memang tak pernah diharapkan kehadirannya. Sakit membuat kita harus total berhenti dari rutinitas, menjadi lemah tak berdaya, tak enak dirasakan, dan tak jarang menguras pundi-pundi rupiah yang telah kita kumpulkan. Entah flu, demam, batuk, atau penyakit apapun, ia mesti menuntut untuk diperhatikan. Jika tidak ia akan semakin menjadi-jadi, tak mau pergi walaupun udah diusir cantik dengan gaya ala mbak Syahrini, hus hus sana!
Sebagian teman-teman pasti sudah tahu kalau sakit bisa menggugurkan dosa. Saya juga sudah pernah mendengar tentang hal itu. Bahwa dosa-dosa kecil bisa dihapuskan dengan sakit. Lumayan, kadang kita nggak sadar atau meremehkan. Padahal dosa-dosa kecil kalau diakumulasikan juga bisa jadi sebukit atau berbukit-bukit. Makanya kadang orang bilang, “Alhamdulillah, sakit, semoga Allah hapuskan dosamu”.
Saya hanya tau tentang itu sih. Tapi ternyata, kalau kita sedang sakit maka Allah tugaskan empat malaikat. Wah EMPAT! Ngapain ya? Yang pertama adalah malaikat yang membuat lemas tubuh. Yang kedua adalah malaikat yang memucatkan wajah. Keduanya hampir sama tugasnya, tapi subhanallah Allah buat sangat spesifik. Malaikat yang ketiga bertugas menghilangkan hawa nafsu. Yap benar kalau sakit nggak pernah pengen yang macam-macam. Makan nggak enak, tidur nggak enak, apa-apa nggak enak. Dan yang keempat Allah tugaskan malaikat yang menggugurkan dosa-dosa.

Saat kondisi manusia yang sakit telah membaik, malaikat pertama, kedua, dan ketiga mengembalikan keadaan manusia seperti ketika ia sehat. Tubuh tak lagi lemas, wajah tak lagi pucat, dan hawa nafsunya kembali ada. Makan sudah enakan, tidur sudah nyaman, dan mungkin pula kembali ingin menguasai dunia. Setelah tugas ketiga malaikat tersebut selesai maka mereka kembali kepada Allah untuk tugas yang lainnya. Hehe, begitu ya kerjaan malaikat.
Terus malaikat yang keempat gimana tuh? Malaikat penggugur dosa akan tetap tinggal untuk melaksanakan tugasnya. Wah baik sekali ya Allah? Tentu, malaikat penggugur dosa tak akan pergi selagi si sakit selalu menetapi istighfar, kesabaran, dan rasa syukur atas pemberian Allah. Malaikat itu tetap ada untuk  menggugurkan dosa-dosanya. Super duper baik kan Allah. Yang nggak enak-enak dihilangkan, dosanya dihapus lagi.
Oleh karena itu kita harus bersyukur apabila diberi sakit. Karena saat itulah kita bias merenung, introspeksi diri dan berkontemplasi. Mungkin kita bekerja terlalu keras mengejar dunia, tidak menjaga jasmani dengan baik, lupa istirahat, atau merasa baik-baik saja tanpa merasa berat akan dosa-dosa yang pernah kita lakukan.
Oh iya, saat sakit kita juga diuji seberapa besar ketergantungan dan kepercayaan kita kepada Allah. Maksudnya percaya bahwa tidak ada yang bisa menyembuhkan atau mematikan selain karena kekuasaan Allah. Bahkan dalam hal ini  Allah contohkan ujiannya kepada Nabi Ibrahim. Ketika itu Nabi Ibrahim diberi sakit oleh Allah. Lalu Nabi Ibrahim berdoa agar diberi petunjuk oleh Allah cara menyembuhkan penyakit yang dideritanya. Allah kabulkan doa Nabi Ibrahim dan Allah tunjukkan obat yang bisa menyembuhkan (tanaman obat). Sesuai dengan petunjuk Allah Nabi Ibrahim membuat ramuan obatnya dan sembuh.
Suatu ketika, Nabi Ibrahim sakit lagi (sakit yang sama). Merasa sudah tau cara mengobatinya, Nabi Ibrahim segera membuat ramuan obat dan meminumnya. Ternyata obat itu tak membuat sembuh. Allah berikan teguran kepada Nabi Ibrahim akan hal tersebut. Yang menyembuhkan bukan obat, bukan dokter, bukan tabib, tapi sepenuhnya Allah yang menyembuhkan.
Nah begitulah sisi lain tentang sakit yang dijelaskan oleh Prof. Zuprizal. “Apakah kamu tidak berfikir?”
*1) apakah kamu tidak berfikir : pesan yang selalu disampaikan Pak. Zup ketika memberi kuliah. Maknanya sangat dalam, mengena, bikin melek, dan “o iya ya”.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar