Kamis, 06 Februari 2014

Laa Tahzan

         Hujan selalu mewarnai sore hari. Dikala hujan Allah sedang mempersilakan makhluk-makhluknya untuk mengambil keberkahan pada setiap tetes-tetes air yang jatuh ke tanah. Kadang deras, kadang rintik-rintik. Hujan adalah saat yang paling baik untuk menasehati diri. Manusia dari tanah, tanah yang kering menjadi sejuk karena hujan. Begitupula hati, hujan akan lebih meringankan hati untuk menerima nasehat.
           Ada proses yang harus dilewati untuk “naik kelas” di mataNya. Melewati “UJIAN HIDUP”. Allah tak membiarkan makhlukNya mengatakan beriman tanpa diuji. Meski demikian, Allah tak akan memberi ujian diluar kemampuan hambaNya. Dan Allah selalu menginginkan yang terbaik untuk makhlukNya. Allah senang melihat makhlukNya menangis, merintih-rintih, dan mendekat padaNya. Dengan demikian kita tak akan lalai hingga tergerus dalam dunia yang fana ini.
        Kadang, kita melewati hari-hari dengan rasa sedih berkepanjangan saat harus melewati suatu ujian hidup. Boleh saja menangis sedih, tapi tentulah tidak menyelesaikan masalah. Seberat-beratnya ujian hidup, kita tak boleh berlarut-larut di dalamnya. Karena semuanya hanya akan menjadi masa lalu. Pun, bila kita punya “rapot merah” dihari kemarin, tak lain dan tak bukan agar kita jadikan pelajaran berharga untuk episode-episode hidup selanjutnya. Jangan sampai kita melakukan kesalahan yang sama.
        Aku teringat ketika menyelesaikan tugas akhir kuliah. Penelitian yang dulu aku menganggapnya sulit dan berat kini selesai juga. Bahkan aku sekarang bisa tersenyum mengingat semua perjuangan yang telah terlewati. Setiap masalah perlu dihadapi dengan kesabaran, keseriusan, ketelatenan, dan keyakinan akan pertolonganNya. Dari skripsi aku belajar, semua akan indah pada waktunya. Manis? ah, tentu manisnya khusnul khatimah kehidupan jauh lebih sempurna dibanding manisnya khusnul khatimah ujian skripsi dengan nilai A.
       Ketika makhlukNya berpasrah diri dan terus bersabar, Ia akan menunjukkan kebesaran dan kuasaNya. Dan kuasaNya, tak sebatas logika yang mampu terpikirkan manusia. Kini, semoga esok lebih baik lagi, lebih berwarna, lebih sabar, dan lebih ikhlas. Kelak waktu akan menjawab semuanya. Boleh jadi kita menyukai sesuatu, padahal ia tidak baik untuk kita, dan boleh jadi kita membenci sesuatu, padahal ia amat baik untuk kita. Laa tahzan, innallaha ma’ana, innallaha ma’ashobirin. Now, saatnya bangkit, bekerja untuk Allah..

Tak ada manusia, yang terlahir sempurna
Jangan kau sesali, sgala yang telah terjadi
Kita pasti pernah, hadapi cobaan yang berat
Seakan hidup ini, tak ada artinya lagi

Syukuri apa yang ada, hidup adalah anugrah
Tetap jalani hidup ini, melakukan yang terbaik
Tuhan pasti kan menunjukkan, kebesaran dan kuasanya
Pada hambaNya yang sabar, dan tak kenal putus asa


Berdamai dengan diri sendiri
Semoga Allah memeluk mimpi-mimpi kita
Kertosono,7 Februari 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar