Sapi perah, susu, karamel, dodol, KPBS,
pabrik milk treatment, kebun teh, gunung, itulah yang akan teman-teman temui
bila mengunjungi Pangalengan. Bulan Januari-Februari 2013 lalu saya
melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di Koperasi Peternakan Bandung Selatan
(KPBS) Pangalengan. Jadi mojang Bandung selama 1 bulan, subhanallah ^^. Saya berangkat sendiri, dan belum pernah
mengunjungi tanah periangan sebelumnya.
Agar perjalanan aman dan nyaman, saya
memilih menggunakan jasa kereta api. Dari Jogja menuju Bandung kereta yang saya
pilih adalah Lodaya malam bisnis tarifnya Rp. 130.000,- (hari biasa) pukul
21.30 sampai 06.30. Sesampainya di
stasiun Bandung istirahat terlebih dahulu, fasilitas mushola, toilet, ruang
tunggu, semuanya nyaman. Waktu itu hanya berbekal googling jalan menuju
Pangalengan. Dengan memohon penjagaan Allah, pukul 07.45 saya siap meninggalkan
stasiun (sudah mandi, sudah makan, siap uang transport, dll). Lewat pintu
keluar utara, ada banyak angkot menuju Tegal lega, naik saja (hwaa, malu sama
penumpang lain karena kopernya memenuhi tempat) tarifnya Rp. 3000,-. Di Tegal
Lega, barulah ada elf menuju
Pangalengan, atau juga bisa menunggu bus dari terminal Leuwi Panjang. Asalkan
keterangannya Bandung-Pangalengan, teman-teman bisa mengikutinya, tarifnya Rp.
11.000,- , kalau bawaanya banyak sama mamang kernet diminta Rp. 14.000,-.
Saya pikir dari Bandung menuju Pangalengan
itu sejauh dari kota Jogja ke Kaliurang, ternyata lebih jauh. Tepat pukul 11.40
(berangkat jam 08.20) baru sampai di terminal Pangalengan. Sebenarnya hanya
melewati kecamatan Dayeuh Kolot, dan Banjaran, namun saya tinggal tidur lalu
bangun lagi juga belum sampai,he2. Yang dilewati meliputi ramainya kota
Bandung, kawasan industri di pinggiran kota salah satunya pabrik meses Ceres,
lalu jalan kecamatan yang panjang dan berkelok, sampai ketemu daerah hijau
sejauh mata memandang, kebun, ladang, hutan pinus, kandang sapi, rumah-rumah
warga, dan plang putih bertuliskan “anda memasuki wilayah kerja KPBS Pangalengan”
^^. Pangalengan berada di ujung selatan Kabupaten Bandung, karena merupakan
daerah dataran tinggi, jadi langsung terasa sejuk dan dinginnya. Setiba di
terminal, tidak perlu bingung mencari KPBS, karena berada tepat di sisi timur
terminal. Selain itu karena daerah tersebut merupakan alun-alun (bunderan)
kecamatan maka juga terdapat kantor kecamatan, puskesmas, koramil, polsek,
hotel, pasar, dan lain-lain.
Kantor pusat KPBS |
So far so good, tujuan selanjutnya adalah
kos. Saya kos tidak jauh dari bunderan dan tempat PKL. Biaya kos 1 bulan Rp.
500.000,-. Sayangnya saya cuma sendiri, padahal hitungan kosnya per kamar, jadi
walaupun diisi 2 atau 3 atau 4 orang juga tetap lima ratus ribu, huhuhu. Ibu
dan bapak kos sangat ramah. Di tempat tersebut saya kos dengan teman2 PKL dari
univ lain, dan adik2 SMK. Saya belajar bahasa sunda dari mereka, hehehe,
walaupun lebih sering roaming. Oh ya, kalau malam temperaturnya bisa sampai 190C,
jadi tidur harus memakai kaus kaki, jaket, jilbab, dan selimut tebal
dobel-dobel. Diatas maghrib, biasanya kabut sudah mulai turun. Meski demikian,
masyarakat tetap bersemangat sholat berjamaah di masjid baik maghrib, isya’,
maupun subuh.
Kamar kosku |
Hari
senin tanggal 21 Januari 2013 saya mulai melaksanakan PKL. Teman-teman PKLnya
ada dari Unsoed, IPB, Unpad, Undip, dan adik2 SMK. Yang paling sering bersama
saya adalah Rina dan Sri dari Unsoed, Ridwan, Fifih, dan Risma dari SMKN 2
Baleendah. Kegiatan PKL yang dilakukan meliputi : observasi kandang peternak,
observasi Tempat Pelayanan Koperasi (TPK/pengumpul susu), penerimaan susu di
pabrik milk treatment KPBS, analisis
kualitas susu di Laboratorium, prosesing susu pasteurisasi, mengunjungi cooling unit, mengunjungi PT Ultra
Peternakan Bandung selatan, mengunjungi home
industry karamel dan dodol susu, mengunjungi Pabrik Makanan Ternak (PMT
KPBS) di Cirebon, dan lain-lain. Sangat seru, menarik, mendapatkan banyak ilmu
serta pengalaman.
milk treatment KPBS |
Umumnya setiap keluarga di Pangalengan
punya sapi perah, mulai dari 2 ekor sampai 25 ekor. Pekerjaan beternak sapi
perah sudah turun-temurun sejak zaman Belanda dulu lho. Dari beternak sapi
perah ini, setiap keluarga dapat mencukupi kebutuhan hidupnya, juga
menyekolahkan putra-putrinya. Pemeliharaan sapi perah dan pemerahan susu yang
dilakukan berbeda-beda, ada yang masih sangat sederhana, dan ada pula yang
sudah menggunakan peralatan modern, misalnya menggunakan mesin perah untuk
peternak yang memiliki sapi berpuluh-puluh ekor. Kandang tidak sepi dari pekerjaan dari subuh sampai malam. Ada saja
yang dilakukan mulai dari membersihkan kandang, mencari rumput, memberikan
pakan, memandikan sapi, memerah susu, mengantar susu ke pengumpul, dan
sebagainya. Semuanya dilakukan agar susu yang dihasilkan berkualitas baik.
kandang peternak |
milk can |
2. Trip to Tempat Pelayanan Koperasi (TPK/pengumpul)
Terdapat 35 TPK di wilayah kerja KPBS (Kec.
Pangalengan, Kertasari, dan Pacet). Dari 35 tersebut saya baru mengunjungi
sekitar 18 TPK. TPK ini buka setiap pagi dan sore hari, jadwalnya menyesuaikan
datangnya tanki dari petugas KPBS. Tanki petugas KPBS hanya transit untuk
menerima susu sekitar 45 menit, jadi para peternak harus tertib mengumpul susu
supaya tidak tertinggal. Petugas TPK ada 3 orang meliputi driver, tester, dan
recorder. Setiap susu yang dikumpulkan di uji terlebih dahulu oleh petugas
tester (uji alkohol, organoleptik, berat jenis, dan suhu). Kemudian bila lolos
uji, susu yang dikumpulkan ditakar dan dicatat oleh petugas recorder. Dan
terakhir dimasukkan ke dalam tanki oleh petugas driver yang juga bertugas mengemudikan
tanki dari TPK satu ke TPK yang lain.
Di TPK ini saya melihat para peternak
bahagia dalam kesederhanaan. Wadah-wadah milk
can itu yang memberkahi usaha mereka selama ini. Mereka selalu tampak ramah
satu sama lain, menjalin silaturahmi yang baik dengan tetangga, dan tidak
mengeluh. Yang muda, yang tua, ibu-ibu, bapak-bapak, selalu memberikan senyum
pada saya. “ nuju PKL ya neng? dimana kuliahna?” hihihihi, kalau saya menjawab
dari Jogja pasti pada kaget. “Jogja tebih neng, sareng saha di dieu?” he2,
begitulah, pada setiap akhir pembicaraan pasti mereka mendoakan agar kuliah
saya sukses dan berkah. Hatur nuhun pak, bu, teh, a’, dek, mang ^^
3. Penerimaan susu di MT
Tanki-tanki pengangkut susu dari TPK
selanjutnya akan kembali ke pabrik Milk Treatment KPBS terlebih dahulu sebelum
di kirim ke PT Ultra Jaya dan PT Fresian Flag atau diproses menjadi susu
pasteurisasi. Setiap susu yang masuk sesegera mungkin didinginkan menggunakan plate cooler dan didistribusikan
kembali. Susu yang dijadikan bahan baku susu pasteurisasi disimpan sementara di
milk storage tank yang besar sekali.
4. Analisis kualitas susu di Lab. MT
Oh ya, setiap tanki yang datang juga
disampling susunya untuk diuji di lab. Pengujian kualitas yang dilakukan tidak
jauh berbeda dengan yang dikampus, bedanya untuk uji proksimat di KPBS sudah
menggunakan alat yang disebut dengan lactoscope,
dalam waktu sekejap sudah diperoleh kadar air, protein, lemak, solid non
fat, dan freezing point dari sampel susu tersebut. hehehehe, karena sampel yang
diuji sangat banyak, jadi sangat tidak memungkinkan bila harus dikerjakan
secara manual. Selain uji kandungan nutrisi juga dilakukan uji berat jenis,
pemalsuan karbonat, alkohol, antibiotik, total plate count dan resazurin.
Lactoscope |
5. Prosesing susu pasteurisasi
Di prosesing saya belajar banyak mengenai
mesin-mesin pemroses susu pasteurisasi, dari awal sampai packaging harus
benar-benar dipahami prinsipnya. Ceritanya, dibagian ini selalu minum susu
banyak sekali. Sampai-sampai membawa pulang susu untuk diminum di kos. Tapi
kenapa saya tidak gendutan ya?
susu pasteurisasi prepack |
cup machine |
6. Trip to UPBS
PT. UPBS (Ultra Peternakan Bandung Selatan)
merupakan farm milik PT Ultra Jaya.
Jadi bahan baku susu dari ultra jaya yang ada di Padalarang itu asalnya dari
Pangalengan (KPBS dan UPBS). Sapi laktasi yang ada di farm ini 1500. Bull, heifer, dan pedetnya juga banyak banget.
Senaaaaang sekali diberi kesempatan mengunjungi UPBS. Semoga saya atau
teman-teman juga bisa punya peternakan yang seperti ini ya ^^ Aaamin ya Rabb
sapi-sapi menuju tempat pemerahan |
PT UPBS |
7. Mengunjungi home industry karamel
Lagi, lagi, susu, lagi.. ya, teman-teman
jangan bosan berkutat dengan susu dan sapi di Pangalengan. Selain KPBS, di
Pangalengan juga ada sentra home industri yang mengolah susu menjadi karamel
susu, dodol susu, nougat susu, dan kerupuk susu. Ada banyak lho, salah satunya
home industri barokah yang saya kunjungi. Bila teman-teman ke Pangalengan
jangan lupa mampir juga ya. Rasanya sangat menyenangkan membantu membungkus
karamel, tidak memerlukan keahlian khusus, hanya membutuhkan ketelatenan saja.
Produk-produk olahan tersebut dijual dengan harga terjangkau, tersedia kemasan
kecil sampai besar, tinggal dipilih saja untuk oleh-oleh.
kerupuk susu |
memasak karamel |
membungkus permen |
8. Trip to Cirebon
Pabrik Makanan Ternak (PMT KPBS) berada di
Cirebon. Jauh dari Pangalengan memang, alasan ditempatkan di Cirebon adalah
untuk kemudahan memperoleh bahan baku pakan, sehingga yang diangkut ke
Pangalengan adalah pakan jadi. PMT ini bersebelahan dengan PT Japfa Comfeed
jadi ketika itu saya bertemu 2 teman saya yang juga sedang melaksanakan PKL di
Japfa (Ulil dan Luthfan). Saya juga mampir di rumah Mb Rieska, alhamdulillah
beliau sedang di Cirebon, jadi saya repotkan untuk transit selama di Cirebon.
Hwaa malam itu saya merasa bersalah dengan ibu yang khawatir di rumah karena
perjalanan malam, jauh, dan ikut truk pengangkut pakan :-( tapi Alhamdulillah,
subuh hari saya sudah kembali ke Pangalengan lagi dengan selamat.
9. Malabar, pintu, dan sekitarnya
Di Pangalengan ada sebuah tempat yang
disebut dengan Pintu. He2 ternyata tempat ini memang pintu pembatas antara
perkampungan warga dengan perkebunan teh Malabar. Perkebunan teh di Malabar
sangat luas. Terdapat pabrik tehnya juga. Setiap minggu pagi ada pasar seperti
sunmornya UGM.
pasar minggu malabar |
10. Danau situ cileunca
Namanya situ cileunca. Cai artinya air,
leunca adalah tanaman berwarna hijau yang biasanya untuk lalapan. Nah, danau
ini dinamakan situ cileunca karena airnya berwarna seperti leunca akibat dari aliran
air yang terkena kotoran sapi, hehehe. Danau ini membentang di sebagian
kecamatan Pangalengan. Indah sekali..
11. Kebun-kebun teh dan sayur
Selain peternakan sapi perah, sebagian
besar masyarakat juga berkebun. Selain kebun teh teman-teman juga akan melihat
kebun-kebun sayuran seperti wortel, kol, tomat, brokoli, dan sebagainya.
Bertasbih selalu bisa menikmati pemandangan kebun-kebun itu, indah dan
menyenangkan sekali teman-teman, disamping rumah, depan, belakang, pasti tidak
sulit menemui kebun.
kebun |
Itulah sedikit yang bisa saya ceritakan
mengenai PKL saya, Alhamdulillah Allah selalu mempermudah dan melindungi. Hari
berganti hari, ternyata saya harus kembali ke Jogja. Banyak sekali pelajaran
yang saya peroleh salama di Bandung, he2 sampai-sampai saya terharu setelah
tiba di stasiun Bandung untuk kembali pulang. Ketika itu saya smsan dengan ibu
memberitahu bahwa saya sudah tiba di stasiun (pukul 17.00, dari Pangalengan
pukul 14.00). ibu tidak membalas sms tapi menelpon dan meminta agar saya
berhati-hati selama perjalanan. Setelah ditelpon ibu saya tak mampu lagi membendung
air mata, saya bersyukur betapa orang tua saya sangat baik hati membiayai saya
sekolah sampai jenjang yang tinggi ini, mereka juga percaya bahwa saya bisa menjaga
diri serta melaksanakan tugas dengan baik di tempat yang jauh sekalipun tidak
bersama mereka ^^ semoga kita tidak menyakiti hati orang tua kita ya
teman-teman. Semangat untuk terus belajar..