Sabtu, 11 Januari 2014

Wedding Gift sederhana buat mbak Mayan


Senangnya ada teman yang akan menikah. Kali ini istimewa karena aku memperoleh info terpremium (pertamaxnya mbak Mur) dari sang calon mempelai wanita, he2. Di malam minggu pada akhir bulan November lalu ia menginap di kosku karena ingin mengerjakan skripsi. Asramanya tidak memungkinkan untuk focus katanya. Waktu itu aku merasa ia bukanlah ia yang seperti biasanya. Aku melihatnya sangat khawatir dengan deadline pengumpulan bendel skripsi tanggal 19 Desember.
Biasanya, sekitar jam setengah sembilan aku sudah mengantuk. Namun ia membujukku dengan susu pasteurisasi kesukaanku dan cemilan-cemilan agar aku tidak tidur duluan. Supaya aku mau mendengarkan cerita-ceritanya, dan berdiskusi tentang skripsinya yang masih perlu banyak perbaikan. Diajak ngobrol aku lupa dengan kantukku. Jadilah justru kami lebih banyak ngobrol daripada mengerjakan skripsi, he2.
Pada malam itu ia memberitahuku bahwa ia akan menikah pada tanggal 1 Februari. Aku sempat kaget karena ia yang selama ini sangat cuek dengan obrolan-obrolan pernikahan ternyata diberi rizki oleh Allah sebagai yang awal menikah diantara angkatan 2009. Sayangnya waktu itu ia tak memberitahu dengan siapa ia menikah, hanya memberikan klu yang meski demikian aku sama sekali tak bisa menebaknya. Belum banyak yang tahu kabar itu kecuali guru ngajinya, adiknya, khalia (temannya), dan aku.
Tujuan ia memberitahuku di awal adalah agar aku bisa mendongkraknya untuk mengerjakan skripsi. Syarat yang diminta orangtuanya bila mau menikah adalah ia harus wisuda Februari. Waktu itu keadaan skripsiku selangkah dua langkah lebih beres duluan daripadanya. Ia juga memintaku untuk merahasiakannya sampai ada publikasi.
Di hari-hari awal bulan Desember kami berbelanja beberapa keperluan. Keliling pasar Beringharjo untuk membeli kain, jarik batik, sarimbit, korsase, dan ke Kasongan untuk memesan souvenir. Di Kasongan inilah aku akhirnya tahu siapa laki-laki yang akan menikah dengannya. Aku tak mengenalnya, namun tahu orangnya karena beliau beberapa kali pernah mengisi materi di suatu kajian atau pelatihan yang aku ikuti. Laki-laki baik untuk perempuan yang baik ^^.
ini yang dipilih ^^
pernik-pernik souvenir di Kasongan
beli kain batik di pasar Beringharjo
Ternyata waktu cepat berjalan. Hari-hari menjelang kumpul bendel penuh perjuangan, penuh airmata juga mengingat di awal Desember banyak kabar duka mengiringi. Akhirnya, tanggal 9 Januari 2014 ia lulus menjadi S.Pt, dan hari ini kabar pernikahannya telah diumumkan.
Aku lega, karena begitu sulit untuk menjaga mulut (rahasia). Alhamdulillah hingga dipublikasikan aku bisa tidak membocorkannya, he2. Turut bahagia, dan semoga menyusul kabar bahagia-bahagia yang lain entah dari siapa saja. Buat mbak Mayan dan Pak Defri, semoga dilancarkan urusannya sampai hari H. Barakallahu laka wa barakallahu alaika wajamaa bainakuma fi khair ^^. Sayang banget kami nggak diizinkan datang ke Muara Enim karena berbagai pertimbangan. Yasudah deh kau berjanji akan memasakkan kami pempek dan tekwan setelah menikah nanti, dan setelah kembali ke Jogja tentunya..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar