Hidup di dunia ini spekulatif. Hidup di istana bisa
menderita, hidup di penjara bisa bahagia. Sementara, hidup di akhirat itu
pasti. Yang di surga pasti mulia, yang di neraka pasti hina. Milih yang mana
kawan? Yang pasti-pasti aja ya. Seorang ustad berpesan agar kita membangun dua
rumah. Yang pertama adalah rumah di dunia yang pasti akan ditinggalkan, dan yang
kedua adalah rumah di akhirat yang pasti akan ditiggali.
Membangun
dua rumah seperti yang dipesankan oleh ustad tesebut diatas, maka we need to move on, bergerak, dan bekerja.
Move on berarti berpindah dari
kemalasan, dan kesia-siaan. Bergerak menuju apa yang diharapkan oleh Allah SWT
terhadap kita sebagai makhlukNya. Bekerja untuk menjemput rizki yang telah
ditetapkan oleh Allah SWT dan sekaligus sebagai jalan jihad fi sabilillah.
Membicarakan
tentang bekerja maka gayung bersambut dengan yang disebut profesi. Profesi
adalah kegiatan yang dikerjakan seseorang dalam menjalankan kehidupan
sehari-hari. Salah satu tujuan dari profesi adalah sarana untuk mendapatkan uang,
gaji, upah, dsb. What’s your profesion? a
doctor, policeman, teacher, soldier, president, carpenter, driver, office boy,
entrepreneur, entertainer, nurse, farmer, etc.
Dengan
banyaknya manusia yang berbeda-beda dimuka bumi ini, Allah SWT telah menetapkan
hidup, mati, rizki, dan jodoh. Oleh karena itu, setiap manusia tidaklah sama,
mempunyai jalan hidup yang berbeda-beda. Jadi tidak mungkin semuanya berprofesi
menjadi guru. Tidak mungkin semuanya berprofesi menjadi petani. Bila semuanya
menjadi dokter, lantas siapa yang menjadi pasien, bila semuanya menjadi
presiden, lantas siapa yang menjadi rakyatnya.
Bagaimana
seharusnya kita berprofesi? Niatkanlah kembali pada tujuan membangun dua rumah
seperti yang dipesankan oleh ustad yang disebutkan diwal. Kesemuanya itu hanya
bisa diwujudkan apabila kita istiqomah beramal shalih. Apabila bukan amal
shalih yang menjadi prinsip, maka kita akan merasakan spekulatifnya hidup
didunia (hidup di istana bisa menderita). Masih bagus hidup di istana, lha kalo
udah dipenjara dan menderita? Sudah jatuh tertimpa tangga. Dengan prinsip amal
shalih, kita tidak akan diperbudak oleh dunia yang hanya sementara ini.
Rumah di
dunia pasti akan ditinggalkan. Sebagus apapun, semewah apapun, bila sudah
saatnya menghadap Allah SWT, suka tidak suka, mau tidak mau, maka kita harus
meninggalkannya. Tak ada satupun barang-barang yang dibawa, tidak perhiasan
emas, kasur yang sangat empuk, mobil, dsb. Semuanya akan terputus kecuali tiga
hal, yakni: ilmu yang bermanfaat, shadaqah jariyah, dan anak shalih yang
mendoakan orang tuanya.
So,
kembali ke urusan profesi, apapun profesinya, maka harus memenuhi syarat berikut:
1)
bisa
untuk membangun rumah di dunia yang cukup untuk sementara,
2)
bisa
untuk membangun rumah di surga yang cukup untuk selamanya,
3)
bisa
untuk sarana membagi ilmu yang bermanfaat
4)
bisa
untuk sarana bershadaqoh jariyah
5)
bisa
untuk mendidik anak-anak menjadi shalih dan shalihat.
Dengan memahami kelima hal diatas,
maka kita tidak akan pernah berharap bahwa profesi hanya untuk mendapatkan uang
dan kemapanan hidup. Tidak, Allah berkuasa diatasnya. Sangat mungkin, sekeluarga
yang terdiri dari 5 orang merasa cukup dengan uang satu juta perbulan.
Sementara, orang yang hanya sendiri, bisa jadi satu juta perbulan sangatlah
kurang. Yang kita harapkan adalah memaksimalkan mencari kelima hal diatas,
sementara Allah yang akan mencukupkannya.
Agar bisa membagi ilmu yang
bermanfaat, tak hanya menjadi guru yang bisa ditempuh. Karena membagi ilmu tak
hanya bisa dilakukan melalui pendidikan formal. Agar bisa bershadaqoh yang
jariyah, tak hanya dengan menjadi pengusaha yang bisa ditempuh. Karena
bersedekah itu banyak dan sedikitnya tergantung kemampuan kita dimata Allah,
dan tergantung keikhlasan di dalam hati. Apapapun profesi kita pasti ada cara
untuk membagi ilmu dalam bidang yang kita miliki, dan bersedekah pula dari
bidang yang kita tekuni.
Agar
bisa memiliki anak yang shalih dan shalihah, maka seiring dengan berjalannya
waktu dan seiring dengan umur yang diberikan Allah kita harus menjadi orang
tua. Profesi menjadi ibu atau ayah, adalah profesi paling mulia diantara
profesi yang lain. Karena, mendidik anak, tidaklah mudah. Anak adalah titipan
Allah yang menjadi agen muslim penerus kita selanjutnya menebarkan cahaya
islam. Dengan memiliki anak yang shalih dan shalihah, maka jalan bagi orang tua
yang menuju ridha Allah menjadi sangat ringan.
Dengan
mencintai profesi kita, selama ia halal dan thayib di mata Allah, maka dunia
dalam genggaman. Seberapapun rizki yang Allah berikan, adanya hanyalah rasa
syukur yang tiada habis. Seberapapun ujian yang menimpa kita, adanya hanyalah
kesabaran yang tiada habis. Lebih mulia menjadi tukang sapu yang jujur, ikhlas,
dan amanah daripada menjadi pemimpin yang angkuh, sombong, dan lalai. Lebih
bersih orang yang bekerja mengais sampah, daripada orang yang berdasi tapi
korupsi uang rakyat.
Salam.
^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar